Pertama terlintas dipikiranku sebelum berangkat ke Manokwari-Papua Barat adalah pikiran-pikiran tentang daerah yang sangat primitif, seperti yang ada di tayangan Pengabdian Trans TV. Yah Manokwari,Kabupaten penempatan PTT ku selama satu tahun ke depan. Namun, Kota Manokwari, sangat berbeda jauh dari apa yang aku pikirkan, disini benar-benar kota yang ternyata juga termasuk daerah yang ramai lalu-lintas kendaraan. Dibandingkan Surabaya, yang ibukota Jawa Timur, Manokwari sebagai ibukota Papua-Barat sangatlah jauh bedanya. Kota ini ternyata banyak dihuni oleh para pendatang, aku tidak begitu tahu darimana saja asal tempat mereka sebenarnya. Yang jelas aku jarang sekali melihat orang papua asli berkeliaran di kota ini, dalam perspektif dibanding banyaknya jumlah pendatang. Hari pertama aku dan rombongan dokter PTT lainnya yang sesama dari surabaya, tiba di Bandara Rendani-Manokwari pukul 10.00 WIT, kami menunggu jemputan orang yang dikirim dari dinkes propinsi, sekitar pukul 10.30 WIT kami berlima dijemput menggunakan kijang, yang mengantar kami sampai di hotel Billy Jaya. Wah aku tidak menyangka, ternyata di kota kecil ini terdapat Hotel yang lumayan bagus.Sebelumnya aku akan ceritakan rombonganku siapa saja,aku, anas, aldrich adalah teman satu angkatan di FK Unair surabaya, sedangkan bambang dan randy adalah dari FKG Unair juga, hanya randy yang paling junior diantara kita, dia satu tingkat dibawah kita, yaitu angkatan 2005. Kami tiba di hotel pukul 11.00 WIT, langsung pegawai recepcionist menawarkan kita kunci kamar, untuk mempersilahkan kita istirahat. Aku sama randy satu kamar, sedangkan mereka bertiga 1 kamar yang lokasinya bersebalahan. Kami disini dijadwalkan selama 2 hari untuk orientasi, setelah makan siang, sorenya kami dikumpulkan disuatu ruang, untuk memulai acara pertama yaitu perkenalan sesama dokter PTT lainnya yang berasal dari kabupaten-kabupaten yang berbeda tapi masih propinsi Papua-Barat. Total dari kami berjumlah 35 orang yang tersebar di Kabupaten Manokwari, Sorong, fak-fak, Raja Ampat, dan Teluk Wondama.
Selama 2 hari kami dicekoki materi berkisar tentang persebaran penyakit di Papua-Barat. Peringkat pertama tentu saja malaria, berikutnya TBC, HIV sama Lepra untuk 4 kasus terbanyak disini. Kami Sendiri dari Manokwari ada 8 orang selain aku, 7 orang lainnya yaitu, Mina FK Undip'04, asli orang manokwari keturunan Batak, Laras FK UI'04, asli dari Jakarta, Anas FK Unair'04, asli dari Solo, Mirza FK UNS'04, asli dari Depok, Helvian FK Ukrida'04, asli Jakarta, Santi FK Methodist'03, asli dari medan dan satu lagi baru kita kenal paska orientasi karena tidak ikut orientasi, dokter PTT pindahan raja ampat, Tika FK Unsrat'02, asli dari manokwari juga, keturunan Batak juga. Setelah 2 hari kami orientasi selesai, kami "ditelantarkan" oleh pihak dinkes propinsi, kami disuruh mengurus diri kami sendiri. Akhirnya dengan bantuan temannya mina, kita diantar-antar naik innova mencari kontrakan sementara dikota untuk tempat kita tinggal, mencari dan mencari dari satu kontrakan satu ke kontrakan lain susah menemukan yang pas,walaupun dibantu juga dr.Ferlino yang sudah setahun PTT Manokwari, tapi masih belum ada kecocokan. Akhirnya di penghujung sore, ada seniornya Santi yang sudah PNS disini, menawarkan kontrakan di Reremi Puncak, yang akhirnya kita setuju. Reremi puncak akan aku ceritakan lain waktu.
Wednesday, April 25, 2012
Wednesday, April 4, 2012
Kontrakan Baru
Di suatu kamis pagi, hari ini sudah saya niatkan untuk memulai pagi ini dengan kebiasaan yang baru saya bangun,yaitu puasa senin-kamis. Alarm adzan shubuh berbunyi, saya bangun, saya lihat jam masih jam 4(saya tidak sepenuhnya sadar),karena saya haus saya minum dan meniatkan diri untuk berpuasa. Karena di Manokwari, shubuh adzannya jam 04.55 WIT, maka jam segitu saya masih anggap belum waktu syuruq. Setelah saya minum saya lihat jam lagi ternyata sudah jam 5 lewat,,dengan niat yang sudah ada dari awal, saya lanjutkan puasa hari ini. Dengan mata masih berat untuk melaksanakan shalat, saya tertidur dan terbangun lagi jam 07.30 WIT, saya segera ambil air wudhu dan melaksanakan shalat shubuh. Ini adalah salah satu sifat buruk saya, saya selalu kesulitan untuk shalat shubuh tepat waktu. Bangun pagi adalah hal yang sangat sulit bagi saya. Semoga saya segera bisa menghilangkan kebiasaan buruk ini. Alhamdulillah, kebiasaan shalat dhuha cukup membantu saya dalam memulai aktivitas pagi dengan hal-hal yang bermanfaat,misalnya membaca al-qur'an,tidak tidur lagi setelah bangun(parah sekali kebiasaan saya ini). Shalat dhuha biasanya saya laksanakan antara jam 09.00-11.00 WIT. Alhamdulillah ini kamis pertama di kontrakan baru yang disini ada fasilitas internet yang super cepat makanya saya bisa menulis coretan-coretan kecil ini. Semoga saya bisa konsisten menulis yang lebih bisa menarik untuk dibaca :)
Subscribe to:
Posts (Atom)